Penyakit Hasad dan Bahayanya Bagi Pribadi dan Masyarakat
Khutbah Pertama:
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ ؛
فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ دِيْنِهِ
وَدُنْيَاهُ .
Ibadallah,
Agama kita, agama Islam adalah agama perbaikan dan memperbaiki, agama
pengajaran dan bimbingan, serta agama akhlak yang mulia lagi tinggi.
Islam datang untuk mensucikan dan membersihkan hati, memutihkan jiwa dan
membunag noda-noda yang ada padanya, dan memperbaiki lahiriah dan
batiniah. Sebuah agama yang datang dengan pebaikan dan pensucian hati
dari segala kotoran yang ada padanya. Dalam doanya, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menyatakan,
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku ini jiwa yang bertakwa, sucikanlah dia
karena Engkau sebaik-baik yang menyucikannya. Engkaulah penjaga dan
pemeliharanya.”
Dalam Alquran, Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Beruntunglah orang-orang yang menyucikan jiwanya. Dan celakalah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
Ibadallah,
Seorang hamba yang beriman dituntut membersihkan jiwanya atau hatinya
sebagaimana ia dituntun membersihkan bagian tubuhnya yang tampak.
Sebagaimana jasad kita bisa terkena penyakit, demikian juga halnya hati
dan jiwa seseorang, ia pun bisa tertimpa penyakit dan hal-hal yang
membahayakan. Oleh karena itu, seorang hamba dituntut untuk membersihkan
lahiriah dan batiniahnya. Apabila batinnya baik, maka hal itu akan
berdampak pada gerak-gerik atau amalan anggota tubuh. Sebagaimana
penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ؛ أَلَا وَهِيَ
الْقَلْبُ
“Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal
daging, apabila ia baik, maka baik pula anggota tubuh yang lain. Namun
apabila ia rusak, maka rusak pula anggota tubuh yang lain. Segumpal
daging tersebut adalah hati.”
Karena itulah, kita diajarkan mengoreksi diri kita, mengecek hati dan
jiwa kita, apakah ia dalam keadaan suci dan memiliki akhlak batiniah
yang baik atau malah menyelisihi kebaikan tersebut? Kita perbaiki jika
ia didapati rusak, dan kita jaga ketika ia telah baik.
Ibadallah,
Islam datang sebagai peringatan dan pemberi arah terhadap tabiat yang
jelek dan karakter yang tidak terpuji. Islam melarangnya dan
memperingatkan bahayanya baik bagi pribadi ataupun masyarakat. Di antara
karakter atau tabiat jelek yang berbahaya tersebut adalah sifat hasad.
Hasad adalah kejelekan yang berbahaya dan penyakit yang keras,
apabila penyakit ini telah menjalar dalam diri seseorang, maka ia akan
merusak dan membahayakannya dengan tingkat bahaya yang besar.
Hasad adalah sebuah kejelekan yang kita berlindung kepada Allah darinya, sebagaimana dalam firman-Nya:
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dari kejelekan orang-orang yang hasad apabila mereka hasad.” (QS. Al-Falaq: 5)
Banyak ayat dan hadits yang memperingatkan dari hasad. Nabis shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا
“Janganlah kalian saling hasad.”
Beliau juga bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ
“Waspadailah hasad.”
Dan masih banyak hadits-hadits lain yang semakna dengan hadits di atas.
Hasad merupakan sifat dari sejelek-jelek ciptaan Allah, yakni Iblis.
Dahulu Iblis hasad kepada bapak kita Adam, hasad terhadap kenikmatan dan
keutamaan yang Allah berikan kepada Adam. Kenikmatan itu adalah Allah
ciptakan Adam langsung dengan kedua tangan-Nya, para malaikat
diperintahkan sujud kepada-Nya, dijadikan penduduk surga, diajarkan
seluruh nama-nama, maka Iblis pun hasad. Iblis senantiasa hasad kepada
Adam hingga ia berhasil mengeluarkan Adam dari surga.
Ibadallah,
Hasad juga yang menyebabkan anak Adam yang bernama Qabil membunuh saudaranya Habil.
Hasad juga merupakan sifat orang-orang Yahudi. Mereka hasad kepada
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau Allah
pilih menjadi penutup para nabi-Nya. Lalu orang-orang Yahudi enggan
menerima dakwah Nabi Muhammad, hal itu tidak lain dikarena mereka hasad
kepada beliau.
Mereka juga hasad kepada umat Nabi Muhammad dan menunjukkan permusuhan dan kebencian yang amat keras. Allah berfirman,
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri…” (QS. Al-Baqarah: 109)
Firman-Nya yang lain,
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?” (QS. An-Nisa: 54)
Orang yang hasad adalah musuh dari nikmat Allah karena ia tidak
menginginkan orang lain medapatkan sebuah nikmat. Yang dia inginkan
adalah kenikmatan tersebut hilang dari orang tersebut.
Orang yang hasad adalah musuh dari nikmat Allah yang Dia berikan
kepada hamba-Nya. Orang yang hasad tidak ridha dengan pembagian Allah
dan hikmah yang Allah tetapkan. Apabila seorang yang hasad melihat Allah
menganugerahkan sebuah nikmat kepada salah seorang hamba-Nya, maka
hatinya pun penuh dengan hasad, kebencian, dan kemarahan. Oleh karena
itulah, orang-orang yang hasad disebut musuh kenikmatan.
Orang yang hasad adalah orang-orang yang tidak ridha terhadap takdir Allah dan tidak yakin dengan Maha Hikmahnya Allah.
Orang yang hasad dia akan membenci orang yang dihasadi, lalu dia
melakukan kezaliman dan permusuhan dan dosa-dosa lainnya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا
وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ
إِخْوَانًا
“Jangan kalian saling hasad, jangan saling melakukan najasy, jangan
kalian saling membenci, jangan kalian saling membelakangi, jangan
sebagian kalian membeli barang yang telah dibeli orang lain, dan jadilah
kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Hasad itu ibarat api saling membakar satu dengan yang lainnya jika
api tersebut tidak menemukan sesuatu yang dapat ia bakar. Demikian juga
hasad, dia akan membakar amalan shaleh.
Seorang yang memiliki sifat hasad, maka hasad tersebut akan
membuatnya sibuk dan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat dan
takdir yang telah Allah tetapkan untuknya. Ia juga akan menjadi seorang
yang bersedih dan khawatir akan masa depannya, membuatnya kian jauh dari
ketaatan, dan semakin dekat dengan perbuatan dosa dan kemaksiatan.
Seorang yang hasad akan mendapatkan mudharat yang berlipat-lipat baik
mudharat secara fisik maupun psikis, lalu ia juga memberikan mudharat
kepada image Islam dan masyarakat kaum muslimin. Mengapa demikian?
Karena orang yang hasad akan menebarkan kebencian dan menyebabkan
pergolakan di tengah masyarakat, sehingga persatuan pun terpecah belah.
Apabila orang yang hasad mau merenungi, maka dia mendapati perbuatan
hasadnya itu sama sekali tidak memiliki bekas dan manfaat sama sekali,
ia tidak akan mendapati hasil yang bermanfaat, dan pelajaran yang
terpuji. Yang ia tuai adalah buah yang pahit baik di dunia maupun di
akhirat
Wajiba bagi setiap mukmin merasa puas terhadap sesuatu yang Allah
berikan kepadanya, hendaknya ia memuji Allah ‘Azza wa Jalla atas
anugerah yang telah ia dapatkan. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا
اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena)
bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,
dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa: 32)
Kita memohon kepada Allah agar melindungi kita dari sifat hasad dan
permusuhan serta dari segala sifat yang tercela. Kita juga memohon agar
Allah melindungi kita dari kejelekan diri kita dan kerusakan amalan
kita. Sesungguhnya Dia Maha Suci lagi Maha mendengarkan doa.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ
وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ :
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى .
Ibadallah,
Untuk mencegah kejelekan hasad kita bisa membentengi diri kita dengan
meikhlaskan ibadah dan bertauhid kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya,
menjaga ibadah, senantiasa berdzikir, membaca dzikir pagi dan petang
serta dzikir-dzikir setelah shalat, dan dzikir-dzikir lainnya,
bersedekah dan menebarkan kebaikan, bermuamalah yang baik kepada sesama,
dan berlindung dari godaan setan serta dari orang-orang yang hasad.
Inilah beberapa kiat yang bisa membentengi diri kita dari gangguan
orang-orang yang hasad.
وَاعْلَمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – أَنَّ الْكَيِّسَ مِنْ عِبَادِ اللهِ
مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ ، وَالعَاجِزَ مَنْ
أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الأَمَانِي .
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ : ﴿إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]
.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ
إِخْوَانَنَا المُسْلِمِيْنَ اَلَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي
كُلِّ مَكَانٍ ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ
وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ
وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنِ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ
اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا
وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا
فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي
رِضَاكَ ، وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَّاصِحَةَ يَا ذَا
الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ
المُسْلِمِيْنَ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى .
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا . اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الُهدَى وَالتُّقَى وَالعَفَةَ وَالغِنَى . اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ
بَيْنِنَا ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا ، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ ،
وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ ، وَبَارِكْ لَنَا فِي
أَسْمَاعْنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
وَأَمْوَالِنَا ، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا .
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقّهُ وَجِلَّهُ أَوَّلَهُ
وَآخِرَهُ سِرَّهُ وَعَلَّنَهُ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ . اَللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ،
وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ،
وَالفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَجَاةَ مِنَ النَّارِ . اَللَّهُمَّ
بَلِغْنَا رَمَضَانَ ، اَللَّهُمَّ بَلِغْنَا رَمَضَانَ ، اَللَّهُمَّ
بَلِغْنَا رَمَضَانَ وَأَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصَلَاِة وَالقِيَامِ يَا
ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَأَعِنَّا فِيْهِ عَلَى
الصَلَاةِ وَالصِّيَامِ وَالقِيَامِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ،
وَأَعِنَّا فِيْهِ عَلَى كُلِّ طَاعَةٍ تُحِبُّهَا مِنَّا يَا حَيُّ يَا
قَيُّوْمُ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنَّا
عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ
عَيْنٍ ، رَبَّنَا إِنَّا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوُهْ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar