Bahaya Media Televisi
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ،
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Ibadallah,
Ketahuilah tanggung jawab mengarahkan generasi adalah kewajiban yang
sangat besar. Mereka adalah amanah di pungung-punggung kita, dan kita
semua bertanggung jawab akan hal itu. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ؛ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا
رَاعِيَةٌ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا ، وَالْخَادِمُ فِي مَالِ
سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan
seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas
rumah dan anak suaminya. Pembantu dalam permasalahan harta tuannya
adalah pemimpin dan dia akan dimintai tanggung jawab atas
kepemimpinannya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap
kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.”
Dalam hadits lainnya diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan an-Nasai dengan sanad yang shahih, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ، أَحَفَظَ أَمْ ضَيَّعَ
“Sesungguhnya Allah bertanya kepada seluruh pemimpin terhadap apa yang mereka pimpin, mereka jaga atau mereka terlantarkan.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya dari Mu’qal bin Yasar radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ
وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidak ada seorang hamba yang Allah memberikan kekuasaan kepadanya
mengurusi rakyat, pada hari dia mati itu dia menipu rakyatnya, kecuali
Allah haramkan surga atasnya.” (HR. Muslim).
Ibadallah,
Sesungguhnya kita hidup di zaman yang penuh dengan kejelekan dan fitnah yang bertebaran. Hal ini telah dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,
إِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ
آخِرَهَا بَلَاءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا ، وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ
فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا ، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ
الْمُؤْمِنُ : هَذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ ، وَتَجِيءُ
الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ
يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ
وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
“Sesungguhnya umat kalian ini dijadikan keselamatannya di
permulaannya, sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah dan hal-hal
yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan sehingga dari cobaan
tersebut (menyebabkan) cobaan yang lain terasa ringan. Saat cobaan
terjadi, seorang mukmin akan mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,”
kemudian cobaan itu berlalu. Lalu datang lagi cobaan (yang lain),
seorang mukmin mengatakan, “Ini masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa
yang suka diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia dalam keadaan beriman
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir.”
Ibadallah,
Sungguh tipu daya orang-orang kafir begitu kuat pada hari ini.
Musuh-musuh Allah, musuh agamanya, dan musuh orang-orang yang beriman
mengarahkan tujuan mereka ke negeri-negeri kaum muslimin untuk member
kerancuan pada agama mereka, merusak keimanan mereka, mengotori akhlak
mereka, dan menyebarkan kekejian serta hal-hal rendahan di tengah-tengah
mereka. Mereka berkeinginan kuat mengeluarkan kaum muslimin dari
kemurnian agamanya.
Dahulu mereka lemah dan kesulitan untuk memasukkan pemikiran rusak
mereka berupa kekufuran, ateisme, dan liberal ke pemuda Islam, sekarang
pemikiran itu datang bak angin yang berhembus, angin itu adalah angin
yang membinasakan dan menghancurkan pondasi agama dan akhlak serta
merusak pokok kebenaran dan keyakinan.
Ibadallah,
Sungguh orang-orang yang tidak membenci Islam saat ini lebih mudah
menyebarkan pemikiran dan racun mereka melalui siaran-siaran televisi.
Perantara siaran televisi langsung masuk ke dalam rumah-rumah kaum
muslimin, mempengaruhi pola pikir, membawa pemahaman ateisme,
sekelurisme, akhlak-akhlak rendahan, mempengaruhi wanita muslimah dan
para pemuda Islam untuk berpacaran, berbuat maksiat, dan budaya minuman
keras. Lebih dari itu, bahkan ajaran-ajaran dan praktek-praktek
kesyirikan pun diajarkan di televisi. Acara-acara demikian membuat hati
menjadi lemah, jiwa menjadi lalau, akidah dan akhlak terkontaminasi
dengan keburukan.
Yang memprihatinkan dan membuat kita bersedih, para pemuda dan pemudi
pun rela menghabiskan banyak waktu mereka duduk menyaksikan dan
mendengar keburukan tersebut. Mata mereka menyaksikan, telingan mereka
mendengarkan, dan hati mereka menjadi penampung pemikiran dan prilaku
yang ada di televisi itu. Hari demi hari pemikiran rusak terus disajikan
memerangi keyakinan, orang-orang kafir pun tinggal menunggu terwujudnya
dan berhasilnya perang pemikiran yang mereka lakukan. Perhatikanlah
firman Allah Jalla wa ‘Ala berikut ini:
فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ (8) وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ
“Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat
Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka
bersikap lunak (pula kepadamu).” (QS. Al-Qalam: 8-9).
Firman-Nya,
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah
menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. An-Nisa:
89).
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri…” (QS. Al-Baqarah: 109).
Firman-Nya juga,
وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ
“Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu…” (QS. Ali Imran: 69).
Ibadallah,
Bagi siapa saja yang merenungi bahaya dan kerugian yang tampak karena
menyaksiakan apa yang orang-orang kafir lontarkan di media masa. Mereka
menawarkan hal-hal yang membahayakan akidah, bahaya dalam kehidupan
masyarakat, bahaya dalam akhlak, dan bahaya dalam pemikiran.
Di antara bentuk bahaya dalam akidah adalah menyematkan kerancuan
dalam keyakinan umat Islam sehingga umat Islam menjadi ragu dalam
keislamannya, bingung dan gamang. Bentuk lainnya adalah distorsi atau
pengkaburan terhadap akidah al-wala dan al-bara, yakni kepada siapa kita
loyal dan cinta serta kepada siapa kita harus bersikap tegas. Sehingga
umat Islam berpaling dari cintanya kepada Allah, agamanya, dan umat
Islam, menjadi lebih cinta kepada tokoh-tokoh kebatilan dan
penyeru-penyeru sekulerisme. Mereka juga taklid, membebek kepada
budaya-budaya Nasrani dan akidahnya serta mencontoh perayaan-perayannya.
Bahaya sosial kemasyarakat dan akhlak adalah penayangan-penayangan
tentang kriminalitas, pembunuhan, dan pemerkosaan. Termasuk juga
pembentukan gangster yang menebarkan permusuhan, kriminalitas,
pencurian, dll. Televisi atau media juga menayangkan campur baurnya
laki-laki dan perempuan, laki-laki meniru tingkah polah perempuan
demikian juga sebaliknya, dan perkara-perkara rendahan lainnya. Karena
itu, hendaknya kita berhati-hati terhadap media-media ini, sehingga
tidak menjadi orang-orang yang menyia-nyiakan kewajiban, menyepelekan
ketaatan, dan terlebih lagi shalat yang 5 waktu. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا (15) وَأَكِيدُ كَيْدًا (16) فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
“Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat
dengan sebenar-benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan
sebenar-benarnya. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu
beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.” (QS. Ath-Thariq: 15-17).
Ibadallah,
Inilah beberapa upaya orang-orang kafir untuk merusak umat Islam.
Lalu apa upaya yang wajib kita lakukan? Apakah pantas bagi seorang
muslim untuk tenggelam dalam tipu daya mereka, menikmati kejelekan yang
mereka tawarkan, dan mendengarkan kebatilan mereka?
Apakah layak seorang muslim ridha terhadap diri dan keluarganya,
duduk menyaksikan dan mendengarkan hembusan-hembusan racun yang mereka
tiupkan?
Apakah patut seorang muslim membiarkan agamanya dan rumahnya rusak karena menikmati hal-hal tersebut?
Ibadallah,
Allah telah memperingatkan hamba-hamba-Nya tentang makar yang dibuat
oleh orang-orang kafir dengan penjelasan yang sangat jelas tentang
bahaya dan kejelekan mereka, tentang tipu daya dan rencana-rencana
mereka. Allah telah jelaskan jalan yang lurus, bagi siapa yang
menempuhnya maka dia selamat, bagi siapa yang mengikutinya dia telah
menempuh jalan yang lurus.
Orang-orang yang selamat adalah mereka yang kembali kepada agama
Allah dan meniti bimbingan Rasul-Nya dengan sebenar-benarnya.
Orang-orang yang selamat adalah mereka yang setelah kembali lalu mereka
bersabar atas ganggung yang mereka terima dalam meniti jalan tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun
tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui
segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنَا إِلَى
أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ ، اَللَّهُمَّ وَاحْفَظْنَا بِالْإِسْلَامِ
قَائِمِيْنَ ، وَاحْفَظْنَا بِالْإِسْلَامِ قَاعِدِيْنَ ، وَاحْفَظْنَا
بِالْإِسْلَامِ رَاقِدِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَاغْفِرْ لَنَا أَجْمَعِيْنَ
إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الْإِحْسَانِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ
وَالاِمْتِنَانِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛
صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
.
أَمَّا بَعْدُ : فَاتَّقُوْا اللهَ عِبَادَ اللهِ ، فَإِنَّ التَّقْوَى
نِعْمَةُ العِدَّةِ لِلْقَاءِ اللهِ جَلَّ وَعَلَا وَنِعَمُ الزَّادِ ،
فَاتَّقُوْا اللهَ جَلَّ وَعَلَا فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ ،
Ketahuilah bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada pada
hamba-Nya. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sesuatu pun. Allah
melihat hamba-hamba-Nya, menyaksikan setiap gerak-gerik mereka. Allah
mendengar apa pun yang mereka lirihkan. Karena itu bertakwalah kepada
Allah. Sadarilah, kita semua akan berdiri di hadapan Allah kelak dan Dia
akan menanyakan tentang apa yang telah kita lakukan di muka bumi ini.
Orang yang cerdas adalah mereka yang menundukkan hawa nafsunya untuk
beramal demi kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah
adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap angan-angan yang
tidak akan mereka dapatkan.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَحِمَكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ
عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]
، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ))
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا ،
وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا ، وَأَصْلِحْ
لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا ، وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ
شَرٍّ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ
أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ سِرَّهُ وَعَلَنَهَ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءُ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ .
عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar