Penuhi Umur dengan Sunnah Nabi
Khutbah Pertama :
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dan
mentakdirkannya, Dia menutup malam atas siang dan menutup siang atas
malam, menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut
waktu yang ditentukan, ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
Kita memuji Rob kita dan aku bersyukur kepada-Nya serta aku bertaubat
kepada-Nya, aku beristighfar kepada-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya
tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah tidak ada
syarikat bagi-Nya, Maha Esa lagi Maha Perkasa, dan aku bersaksi
bahwasanya Nabi kita Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya yang
terpilih, semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat, salam dan
keberkahan kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya yang baik dan
bertakwa.
Amma ba’du,
Bertakwalah kalian dengan sebenar-benar takwa, dan berpeganglah
dengan tali Islam yang kuat, barang siapa yang bertakwa maka Allah akan
menjaganya dari segala keburukan dan kebinasaan, dan menyelamatkannya
dari siksaan dan akan beruntung di akhirat dengan mendapatkan keridhoan
Allah dan surge-Nya.
Para hamba Allah sekalian, sesungguhnya Rabb kalian ‘Azza wa Jalla
telah menjadikan dunia sebagai ladang untuk beramal, dan setiap orang
ada ajalnya di dunia, dan Allah menjadikan akhirat sebagai tempat
pembalasan atas amalan yang dilakukan selama di dunia, jika baik maka
balasannya baik, dan jika buruk maka balasannya juga buruk. Allah
berfirman:
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ
أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
(٣١)
“Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi supaya Dia memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat
jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi Balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).”
(QS. An-Najm : 31)
Allah juga berfirman:
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الأرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا (٧)
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai
perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka
yang terbaik perbuatannya.” (QS Al-Kahfi :7)
Allah telah membantu manusia untuk melakukan tujuan diciptakannya
mereka, dengan Allah tundukkan makhluk-makhlukNya bagi manusia dan juga
sebab-sebab kebaikan yang Allah berikan kepada mereka. Allah berfirman:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا
فِي الأرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
“Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS Luqman : 20)
Allah berfirman:
اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ
بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(١٢)وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِجَمِيعًا
مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (١٣)
“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia
-Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan
untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS.
Al-Jaatsiyah: 12-13)
Allah berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمُ الأنْهَارَ (٣٢)وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ
دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (٣٣)وَآتَاكُمْ مِنْ
كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (٣٤)
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (33) dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
(34) dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat
zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 32-34)
Dan jika seseorang merenungkan dan memikirkan tentang kenikmatan dan
karunia yang Allah berikan kepadanya, demikian juga kekhususan
sifat-sifat yang dimilikinya, ia juga bisa untuk melakukan
kebaikan-kebaikan dan meninggalkan keharaman serta ia mengetahui
bahwasanya hari akhirat adalah kampung abadi, penuh dengan kenikmatan
atau adzab yang pedih, jika seseorang mengetahui hal ini maka ia akan
memperhatikan waktunya dan semangat untuk memanfaatkan waktunya, ia akan
berusaha memenuhi kehidupannya dengan seluruh amal sholeh. Ia akan
memperbaiki urusan dunianya dengan syariat yang lurus agar dunianya
menjadi kebaikan baginya dan bagi kesudahannya, dan agar kesudahan
dunianya menjadi baik.
Sungguh tidak ada kebaikan bagi dunia seseorang yang tidak diatur
oleh agama yang lurus, dan tidak ada keberkahan dalam kehidupan duniawi
yang tidak ditata dengan Islam. Allah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ
لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا
مَدْحُورًا (١٨)
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka Kami
segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang
Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan
memasukinya dalam Keadaan tercela dan terusir.” (QS Al-Isra: 18)
Allah berfiman:
فَلا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ
وَهُمْ كَافِرُونَ (٥٥)
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.
Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan
anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak
akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam Keadaan kafir.” (QS.
At-Taubah : 55)
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang
telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan)
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk
mereka saja) di hari kiamat”. (QS. Al-A’raf : 32)
Apakah engkau ragu wahai orang yang berakal bahwasanya kehidupan
dunia adalah perhiasan yang akan sirna? Kenikmatan yang tidak
berkesinambungan?
Jika engkau dalam kelalaian akan hal ini maka ambilah pelajaran dari
orang-orang yang telah berlalu, sungguh hal ini merupakan pelajaran bagi
orang yang berakal. Dan jika telah jelas bagimu -wahai orang yang
terbebani syariat -tentang firman Allah
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦)وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (١٧)
“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la :
16-17)
Maka beramal-lah untuk akhirat yang akan kekal…,
bersungguh-sungguhlah agar engkau meraih kenikmatan yang tidak akan
berubah dan tidak akan sirna, dan agar engkau selamat dari neraka yang
sangat panas apinya, dasarnya sangatlah dalam, dan makanan penghuninya
adalah zaqquum, minuman mereka adalah air yang sangat panas dan nanah.
Allah berfirman:
فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ
فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ (١٩)يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ
وَالْجُلُودُ (٢٠)وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ (٢١)كُلَّمَا أَرَادُوا
أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ
الْحَرِيقِ (٢٢)
“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari
api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka
dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.
Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka
dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini”.” (QS. Al-Haj : 19-22)
Dari Anas radhiallahu ‘anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
يؤتى بأنعم أهل الدنيا من أهل النار يوم القيامة فيصبغ في النار صبغة ثم
يقال يا بن آدم هل رأيت خيرا قط هل مر بك نعيم قط فيقول لا والله يا رب
ويؤتى بأشد الناس بؤسا في الدنيا من أهل الجنة فيصبغ صبغة في الجنة فيقال
له يا بن آدم هل رأيت بؤسا قط هل مر بك شدة قط فيقول لا والله يا رب ما مر
بي بؤس قط ولا رأيت شدة قط
“Didatangkan orang yang paling terkaya di dunia dari penghuni neraka
pada hari kiamat, maka iapun dicelupkan ke neraka dengan sekali celupan,
maka dikatakan (kepadanya) : “Wahai anak Adam, apakah engkau pernah
melihat kebaikan sedikitpun?, apakah pernah engkau merasakan kenikmatan
sedikitpun?”, maka ia berkata : “Tidak, demi Allah wahai Robku”. Dan
didatangkan orang yang paling miskin di dunia dari penghuni surga, maka
iapun dicelupkan dalam celupan surga dengan sekali celupan, maka
dikatakan kepadanya : “Wahai anak Adam, apakah engkau pernah melihat
keburukan sama sekali?, apakah engkau pernah melewati kesulitan sama
sekali?”, maka ia berkata : “Tidak, demi Allah wahi Robku, tidak pernah
aku merasakan keburukan sama sekali, dan aku tidak pernah melihat
kesulitan sama sekali.” (HR. Muslim no. 2807)
Hamba-hamba Allah sekalian, sesungguhnya kebaikan yang ada di sisi
Allah tidaklah akan diraih kecuali dengan ketaatan kepadaNya, ketahuilah
bahwasanya barang dagangan Allah itu mahal, dan ketahuilah bahwa barang
dagangan Allah adalah surga. Dan masa umur seseorang itulah
perdagangannya yang jika ia gunakan untuk kebaikan maka ia akan
beruntung, akan tetapi jika ia habiskan pada perkara sia-sia dan yang
haram, maka ia akan sengsara.
Orang yang paling utama untuk meraih kehidupan yang bahagia,
bermanfaat, serta penuh keberkahan adalah orang yang meneladani petunjuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kehidupannya. Petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah petunjuk yang paling sempurna sebagaimana beliau ‘alaihis sholatu was salaam berkata dalam khutbahnya:
فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة
“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Alquran, dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah
perkara-perkara yang baru (dalam agama), dan seluruh bid’ah adalah
sesat.” (HR. Muslim no. 867 dari hadits Jabir radhiallahu ‘anhu)
Maka barang siapa yang meneladani petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam kehidupannya maka ia telah meraih kebaikan seluruhnya, dan ia
akan memperoleh surga yang penuh kenikmatan, dan barang siapa yang
meninggalkan petunjuknya maka ia telah luput dari seluruh kebaikan, dan
barang siapa yang luput dari sebagian petunjuk beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ia telah terluput dari kebaikan seukuran petunjuk Nabi yang terluputkan darinya.
Sebagian sahabat radhiallahu ‘anhum berkata:
كُنَّا نُعَلِّمُ أَوْلاَدَنَا سِيْرَةَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم كَمَا نُعَلِّمُهُمْ الْقَرْآنَ الْكَرِيْمَ
“Kami mengajarkan anak-anak kami siroh(sejarah hidup) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana kami mengajarkan kepada mereka Alquran Al-Karim”
Maksud mereka adalah untuk meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan telah terwujudlah apa yang mereka maksudkan, maka jadilah para sahabat umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.
Jika setiap muslim menilai dirinya dalam mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan dalam mengamalkan petunjuk beliau dalam ibadah dan mu’amalah, dalam
keikhlasan dan menolong agama dan istiqomahnya seluruh keadaannya, maka
ia akan mengetahui bahwasanya ia sangat kurang dalam beramal dan ia
akan berusaha menutupi kekurangannya dengan pertolongan Allah, dan akan
luruslah perkaranya di atas As-Shiroth Al-Mustaqiim.
Maka hendaknya seorang muslim waspada jangan sampai menghabiskan
usianya dalam kelalaian, meninggalkan ilmu yang bermanfaat dan amal
sholeh, sibuk dengan perkara yang tidak ada faedah baginya baik di dunia
maupun di akhirat. Terlebih lagi para pemuda yang mereka sangat
membutuhkan seluruh perkara yang bisa menjaga agama mereka, akhlak
mereka, yang bisa menjaga masa depan kehidupan mereka dan kebahagiaan
mereka. Setiap tahapan dalam kehidupan seseorang terpengaruh dengan
tahapan sebelumnya, dan yang paling memberi kemudhorotan kepada seorang
muslim dan khususnya kepada para pemuda adalah mengikuti situs-situs
yang berbahaya di internet yang telah menghancurkan akhlak islami,
demikian juga terpengaruh dengan situs-situs tersebut, demikian juga
membaca buku-buku kaum atheis dan kaum perusak, demikian juga bersahabat
dengan orang-orang buruk para pengikut syahwat dan hal-hal yang
membinasakan, menghabiskan waktu untuk menonton sinetron dan telenovela
yang menghalangi dari kebaikan dan menambah keburukan dan keharaman.
Dan di antara kebiasaan yang buruk adalah kebiasaan begadang, tidak
tidur di malam hari, dan tidur di siang hari, ini merupakan kebiasaan
yang buruk yang merubah tabi’at orang yang terbiasa melakukannya, dan
biasanya timbul karena waktu yang sangat luang. Barang siapa yang
membiasakan dirinya dengan begadang maka akan sedikit produktifitasnya
dan akan tersandung dalam studinya, dan betapa banyak pemuda yang putus
studinya karena kebiasaan ini. Serta banyak penyakit yang menjangkiti
orang yang kebiasaannya demikian baik penyakit badan maupun penyakit
jiwa.
Orang-orang yang terbiasa dengan kebiasaan begadang maka akan buruk
akhlak mereka, sulit bersabar, nampak kekurangan dan kesalahan dalam
menunaikan pekerjaan mereka, dan syaitan semakin kuat dalam menguasai
mereka, karena syaitan lebih mudah untuk menggoda manusia tatkala di
malam hari tidak sebagaimana tatkala di siang hari. Tidur di siang hari
sebagai pengganti tidur di malam hari merupakan bentuk membuang umur dan
banyak kemaslahatan, bahkan begadang bisa mengantarkan kepada
penggunaan obat-obat terlarang dan ketimpangan perangai.
Dan problematika para pemuda sangatlah banyak, dan obatnya adalah berpegang teguh dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka wajib bagi kedua orang tua, para guru, orang-orang yang berakal
dari kalangan masyarakat untuk menjadi teladan yang baik bagi para
pemuda, terutama kepada anak-anak. Karena anak-anak tidak bisa bertindak
kecuali dengan mencontohi orang-orang yang mereka lihat, dan belum
memungkinkan bagi mereka untuk menimbang antara kebaikan dan keburukan,
demikian juga membaca perjalanan hidup orang-orang sholeh.
Membantu setiap orang agar bisa istiqomah termasuk perkara yang diperintahkan oleh Allah dan dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi,
saling lembut seperti tubuh yang satu, jika ada ada satu organ tubuh
yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan demam.” (HR.
Muslim no. 2586)
Dan dalam hadits: “Orang yang berpegang teguh dengan sunnahku tatkala
rusaknya umatku maka baginya pahala lima puluh orang”. Para sahabat
berkata: “Lima puluh orang dari mereka ataukah dari kami?”. Nabi
berkata: “Bahkan dari kalian”
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ
وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا . أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ :
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى .
Amma ba’du,
Hendaknya kalian bertakwa kepada Allah dalam kondisi terlihat atau
tersembunyi, maka Allah akan memperbaiki amalan kalian dan mengindahkan
kesudahan kalian. Wahai kaum muslimin sekalian, ingatlah karunia Rob
kalian kepada kalian baik yang nampak maupun yang batin, dan hendaknya
kalian bersyukur kepadaNya semampu kalian dengan melakukan
kewajiban-kewajiban dan perkara-perkara sunnah, dan tidaklah bersyukur
kepada Allah kecuali dengan mentaati kepadaNya dan meninggalkan
kemaksiatan. Dan kalian adalah umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allah telah menjadikan keselamatan kalian pada generasi pertama kalian
karena mereka berpegang teguh dengan sunnah Nabi. Dan akhir umat ini
akan ditimpa dengan bala’ (musibah) karena ulah sebagian manusia. Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi pengarahan
kepada kita agar menyelamatkan diri dari bid’ah dan perkara-perkara
haram dan agar meraih derajat yang tinggi, beliau bersabda :
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ
عَلَيْكُمْ عبدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى
اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا
بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar
dan taat meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak, karena
barang siapa yang hidup setelahku maka ia akan melihat banyak
perselisihan, maka wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan
sunnah para khulafaa’ rasyidin yang mendapatkan petunjuk, peganglah
sunnah tersebut, dan gigitlah dengan geraham kalian. Hati-hatilah kalian
dari perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara baru adalah
bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. AT-Tirmidzi dari hadits
sahabat Al-’Irbaad bin Saariyah)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الفَاتِحِيْنَ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه و مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar