Gambaran Surga & Neraka Dalam
Al-Qur’an dan Hadits

Mengimani
surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan
meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak
akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk
kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa. Juga mengimani bahwa surga
dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah
ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang
telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133),
dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk
orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).[1] Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat
321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq
yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan
keduanya sebelum penciptaan makhluq lai
Surga dan Kenikmatannya
Allah
Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits
qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen),
yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak
pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu
alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun
mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS.
As-Sajdah : 17) Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan
dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi
wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia
dan seisinya”.Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut
manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai
orang yang beroleh kemenangan yang besar. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan
(yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang
mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’
: 13)Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di
dalam surga secara ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai
surgaNya.
Penamaan
Surga
Surga
(Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun
yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al
jannah untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah nama yang
umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang
menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan,
kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut
dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam
(Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang
Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh
Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai
penamaan lainnya.
Pintu-Pintu
Surga
Surga
memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat
delapan pintu, diantaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali
orang-orang yang berpuasa”Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu,
beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada
kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang
perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang
memasukinya harus berdesakan”.
Tingkatan
Surga
Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri
atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit
dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”. Tingkatan
surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk
berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah
mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang
paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, diatasnya terdapat
‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”
Bangunan-Bangunan
dalam Surga
“Tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang
tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20). Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu
alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin
di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan
berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya
tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama
lain.”
Makanan
Penghuni Surga
“Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun
buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang
artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu,
mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka
diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25). Syaikh As Sa’diy rahimahullah
menjelaskan keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa
dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling
menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan
semua pendapat tersebut benar.”
Minuman
Penghuni Surga
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya
adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba
Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur
“Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri
Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak
yang disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air
jadilah ia minuman memabukkan”. Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini
maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan
dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di
dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah
jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah
bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe
untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.
Dahsyatnya Neraka
Neraka
disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya,
dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi
orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang
paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami,
sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh
telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah:
“Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri
mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian
itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah
seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk
tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)
Penamaan
Neraka
An
Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran
api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah
bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala
bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang
artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan
bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka
memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat
QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir
(QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah
(QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)
Pintu-Pintu
Neraka
“Jahannam
itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan
yang tertentu dari mereka.”
(QS. Al Hijr : 44). Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke
bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan,
sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.
Kedalaman
Neraka
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi
wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Maka Nabi shallallaahu alaihi
wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan
RasulNya lebih mengetahui’. Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang
dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke
dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’.
Bahan
Bakar Neraka
“Peliharalah
dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir”
(QS. Al Baqarah : 24). Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu
Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang
mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah
berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti
masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)
Panas
Api Neraka
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu
alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam,
hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian
mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai
Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi,
masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.
Makanan
Penghuni Neraka
“Mereka
tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7).
Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu
Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az
Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”. Ada pula yang
berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.
Minuman
Penghuni Neraka
“Di
hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah,
diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS.
Ibrahim : 16-17). Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi
kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi
minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS.
Muhammad : 47). Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang
mampu melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang meminumnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu
dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit
(mereka)” (QS. Al Hajj : 20).
Mengingat
Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati
Yahya
bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga hal. Yaitu
senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan Surga seraya
memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah ketakutan.” Hendaklah
diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab neraka. Sulaiman At Taimi pernah
berkata, “Aku tidak tahu apa yang tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku
mendengar Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka
adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).
Semoga tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah subhanahu
wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih, dan menjauhi
larangan-laranganNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar