Jumat, 05 Desember 2014

RENUNGAN JUM’AT TENTANG ANCAMAN KEPADA ORANG YANG SOMBONG DAN ANGKUH DI MUKA BUMI

RENUNGAN JUM’AT
TENTANG ANCAMAN KEPADA ORANG YANG SOMBONG
DAN ANGKUH DI MUKA BUMI

Assalaamualaikum Warahmatullahi wabaraakaatuh

Salam Ukhuwa Islamiyyah :

Jama’ah Jum’at yang di Rahmati Allah SWT…
Pertama tama selaku insan yang taat, insan yang beriman dan bertaqwa, marilah kita senantiasa membasahi lidah kita dengan ucapan Syukur kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNYA kepada kita semua, sehingga sampai saat ini kita semua masih dapat menghirup udara kehidupan diatas bumi Allah ini, semoga Allah SWT masih memberikan izin kepada kita untuk berjalan diatas bumiNYA ini guna menanamkan ketaatan kepadaNYA.

Sholawat dan Salam semoga tersampaikan kepada Junjungan kita Nabi  Allah Almustofa Akhbar Muhammad SAW, kepada Keluarganya, Sahabatnya, para Tabit wa Tabiin, dan semoga sampai pada akhir hayat kita nanti, kita semua masih tetap istiqomah berjalan lurus mengikuti petunjuk Islam, Allah SWT tidak menghadirkan Rasulullah SAW ke muka bumi ini, hanyalah karena CintaNYA Allah SWT kepada Hambanya, Allah SWT tidak menghadirkan Rasulullah SAW ke muka bumi ini karena Allah tidak ingin kita jauh melangkah keluar dari Syariat yang sudah di tetapkan Islam, dan Allah SWT tidak menghadirkan Rasulullah SAW ke muka bumi ini, hanyalah sebagai Rahmatan Lil aalamiin.

Jama’ah Sholat Jum’at yang di Rahmati Allah SWT…
Duhai saudara-saudariku tercinta yang membenci sifat angkuh dan sombong…
Adalah benar bahwa sifat angkuh dan sombong telah banyak mencelakakan makhluk ciptaan Allah ta’ala, mulai dari peristiwa terusirnya Iblis dari sorga karena kesombongannya untuk tidak mau sujud kepada Nabi Adam alaihis salam tatkala diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk sujud hormat kepadanya.

Demikian juga Allah ta’ala telah menenggelamkan Qorun beserta seluruh hartanya ke dalam perut bumi karena kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah subhanahu wata’ala dan juga kepada sesama kaumnya.

Allah subhanahu wa ta’ala juga telah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di lautan karena kesombongan dan keangkuhannya terhadap Allah subhanahu wata’ala dan juga kepada sesama kaumnya, dan karena kesombongannya itulah dia lupa diri sehingga dengan keangkuhannya dia menyatakan dirinya adalah tuhan yang harus disembah dan diagungkan.

Kehancuran kaum Nabi Luth alaihis salam juga karena kesombongan mereka dengan menolak kebenaran yang disampaikan Nabi Luth alaihis salam agar mereka meninggalkan kebiasaan buruk yaitu melakukan penyimpangan seksual, atau memilih pasangan hidup mereka sesama jenis (homosex), sehingga tanpa disangka-sangka pada suatu pagi, Allah ta’ala membalikkan bumi yang mereka tempati dan tiada satu pun di antara mereka yang bisa menyelamatkan diri dari adzab Allah yang datangnya tiba-tiba.

Jama’ah Sholat Jum’at yang di Rahmati Allah SWT…
Sungguh masih banyak kisah lain yang bisa menyadarkan manusia dari kesombongan dan keangkuhan, kalaulah mereka mau mempergunakan hati nurani dan akalnya secara sehat.

Mengapa manusia tidak boleh sombong? Sebab manusia adalah makhluk yang lemah. Pantaskah makhluk yang lemah itu bermega-megahan dan sombong di hadapan Penguasa langit dan bumi? Namun fenomena dan realita yang ada masih banyak manusia itu yang lupa hakikat dan jati dirinya, sehingga membuat dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran, merendahkan orang lain, serta memandang dirinya sempurna segala-galanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah menjelaskan tentang bahayanya sifat kesombongan dan keangkuhan, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu , dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

“Tidak masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya ada sedikit kesombongan, kemudian seseorang berkata: “(ya Rasulullah) sesungguhnya seseorang itu senang pakaiannya bagus dan sandalnya bagus”, Beliau bersabda: “Sesunguhnya Allah itu Indah dan Dia menyenangi keindahan, (dan yang dimaksud dengan) kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain” (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi rahimahullah berkomentar tentang hadits ini, “Hadits ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka dan menolak kebenaran”. (Syarah Shahih Muslim 2/269).

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, “Orang yang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna segala-galanya, dia memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak pantas mengerjakan suatu urusan, dia juga sombong menerima kebenaran dari orang lain”. (Jami’ul Ulum Wal Hikam 2/275)

Raghib Al-Asfahani rahimahullah berkata, “Sombong adalah keadaan/kondisi seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri, memandang dirinya lebih utama dari orang lain, kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan cara menolak kebenaran (dari-Nya) dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mentauhidkan-Nya.” (Umdatul Qari` 22/140).

Nash-nash Ilahiyyah banyak sekali mencela orang yang sombong dan angkuh, baik yang terdapat dalam Al-Qur`an maupun dalam As-Sunnah.

1. Orang yang sombong telah mengabaikan perintah Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (angkuh).” (QS. Luqman {31}:18)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, menjelaskan makna firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) dia berkata: “Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan wajahmu ketika mereka berbicara kepadamu.” (Tafsir At-Thobari 21/74)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan Firman Allah subhanahu wa ta’ala, ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh”, maksudnya janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, berbuat semena-mena, janganlah kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah murka kepadamu”. (Tafsir Ibnu Katsir 3/417).

2. Orang yang sombong menjadi penghuni neraka.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Katakanlah kepada mereka: Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka jahannam dan kekal di dalamnya, maka itulah sejelek-jelek tempat kembali.” (QS. az-Zumar {39}: 72)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah Aku beritakan kepada kalian tentang penghuni surga? Para shahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: “(Penghuni surga adalah) orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh orang lain, kalau dia bersumpah (berdo’a) kepada Allah niscaya Allah kabulkan do’anya, Maukah Aku beritakan kepada kalian tentang penghuni neraka? Para shahabat menjawab: tentu (wahai Rasulullah), lalu beliau berkata: “(Penghuni neraka adalah) orang-orang yang keras kepala, berbuat semena-mena (kasar), lagi sombong”. (HR. Bukhori & Muslim)

3. Orang yang sombong pintu hatinya terkunci & tertutup.
Sebagaimana Firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Demikianah Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (QS. al-Mu’min {40}: 35).

Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Sebagaimana Allah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah maka demikian juga halnya Allah juga mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat semena-mena, yang demikian itu karena hati merupakan sumber pangkal kesombongan, sedangkan anggota tubuh hanya tunduk dan patuh mengikuti hati”. (Fathul Qodir 4/492).

4. Kesombongan membawa kepada kehinaan di dunia & di akhirat.
Orang yang sombong akan mendapatkan kehinaan di dunia ini berupa kejahilan, sebagai balasan dari perbuatannya, perhatikanlah firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di dunia ini tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanku.” (QS. al-A’raaf {7}: 146)

(Maksudnya) yaitu Aku (Allah) halangi mereka memahami hujah-hujjah dan dalil-dalil yang menunjukkan tentang keagungan-Ku, syari’at-Ku, hukum-hukum-Ku pada hati orang-orang yang sombong untuk ta’at kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar, sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allah hinakan mereka dengan kebodohan (kejahilan). (Tafsir Ibnu Katsir 2/228)

Kebodohan adalah sumber segala malapetaka, sehingga Allah sangat mencela orang-orang yang jahil dan orang-orang yang betah dengan kejahilannya, sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya makhluk yang paling jelek (paling hina) di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli dan bisu yang tidak mengerti apapun (jahil).” (QS. al-Anfaal {8}:22).

Maksudnya Allah subhanahu wa ta’ala menghinakan orang-orang yang tidak mau mendengar-kan kebenaran dan tidak mau menuturkan yang haq, sehingga orang tersebut tidak memahami ayat-ayat-Nya yang pada akhirnya menyebabkan dia menjadi seorang yang jahil dan tidak mengerti apa-apa, dan kejahilan itulah bentuk kehinaan bagi orang-orang yang sombong.

Dan orang yang sombong di akhirat dihinakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan memperkecil postur tubuh mereka sekecil semut dan hinaan datang dari segala penjuru tempat, hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Orang-orang yang sombong akan dihimpunkan pada hari kiamat seperti dalam bentuk semut-semut kecil dengan rupa manusia, dari segala tempat datang hinaan kepada mereka, mereka digiring ke penjara neraka jahannam yang di sebut Bulas, di bagian atasnya api yang menyala-nyala dan mereka diberi minuman dari kotoran penghuni neraka”. (HR. Tirmizi & Ahmad, dihasankan oleh Syekh Al-Albani dalam Al-Misykat)

Wahai saudara-saudariku tercinta rahimakumullaah…
Dengan merenungi nash-nash Ilahiyyah diatas, semoga karunia Allah ta’ala beserta kita, dan dapat menjauhkan kita dari sifat angkuh dan sombong. Allahumma aamiin…

Baarakallah

www.familyrumaday.blogspot.com


Senin, 01 Desember 2014

20 Macam Prilaku Durhaka Seorang Istri Terhadap Seorang Suami

20 Macam Prilaku Durhaka Seorang Istri Terhadap Seorang Suami


Bismillaahirrokhmaanirrokhiiim...

Assalaamu'alaikum Warokhmatullaahi Wabarokaaatuh...

Bagi anda yg udah berkeluarga...
Ingatkah dengan kalimat ini. . .?

''Aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas
Kahwinnya di bayar kontan,,,,,,, ''


Singkat, padat dan jelas.

Tapi tahukan makna 'perjanjian/ ikrar'' tersebut ?

''maka aku tanggung dosa2nya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat.

Semua yg berhubungan dgn si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yg menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak2ku''. Jika aku GAGAL?
''maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)


Duhai para istri,,

Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap, Arsy_Nya
berguncang karena beratnya perjanjian yg di buat oleh manusia di depan RABB nya, dgn di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.

20 Perilaku Durhaka
Istri Terhadap Suami


Ada beberapa faktor yang
dapat menjadi penyebab
perilaku durhaka istri
terhadap suami,
antara lain :

1. Kedudukan sosial istri
lebih lebih tinggi
daripada kedudukan suami,

2. Istri lebih kaya dari
suami,

3. Istri lebih pandai dari
suami,

4. Watak istri lebih keras
dari suami,

5. Istri berasal dari
lingkungan budaya yang
menempatkan perempuan
lebiih berkuasa daripada
suami,

6. Istri tidak mengerti
tuntunan agama yang
menempatkan istri dan
suami pada ketentuan
yang sebenarnya.


Adapun 20 perilaku
durhaka istri terhadap suami
adalah sebagai berikut :


1. Mengabaikan Wewenang
Suami.


Di dalam rumah tangga, istri
adalah orang yang berada di
bawah perintah suami. Istri
bertugas melaksanakan
perintah-perintah suami yang
berlaku dalam rumah tangganya.

Rasulullah menggambarkan
seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke
bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi
istrinya selain melaksanakan
perintah suaminya.

2. Menentang Perintah
Suami.


Di dalam rumah tangga,
perintah yang harus
dilaksanakan istri adalah
perintah suami. Begitu juga
larangan yang harus
dilaksanakan istri adalah larangan suaminya.

Sabda Rasulullah :

"Tidaklah seorang perempuan
menunaikan hak Tuhannya
sehingga ia menunaikan hak
suaminya". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


Hadits tersebut tidak serta
merta menempatkan
kedudukan suami sederajat
dengan Tuhan, tetapi hanya
menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya
yang sesuai dengan ketentuan
Allah itu dilanggar oleh
istrinya, ini berarti sama
dengan istri melanggar
perintah Allah SWT.

3. Enggan Memenuhi
Kebutuhan Seksual Suami.


Perkawinan diatur oleh
syari'at Islam untuk
memberikan jalan yang halal
bagi suami dan istri untuk
melakukan hubungan seksual
atau penyaluran dorongan biologis. Dengan demikian
manusia dapat melakukan
regenerasi keturunan dengan
cara yang diridlai Allah SWT.

Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri
yang menolak ajakan suaminya
berarti membuka pintu laknat
terhadap dirinya.

4. Tidak Mau menemani
Suami Tidur.


Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah bersabda :

" ...Bila seorang istri semalaman
tidur terpisah dari ranjang
suaminya, maka malaikat
melaknatnya sampai Shubuh."

Bila istri ingin tidur sendiri,
sedang suaminya berada di
rumah pada malam harinya,
maka ia harus meminta ijin
terlebih dahulu pada
suaminya.


5. Memberatkan Beban
Belanja Suami.


Allah SWT telah
menegaskan bahwa setiap
suami bertanggung jawab
memberi nafkah istrinya
sesuai dengan kemampuan.

Istri yang menyadari bahwa suaminya miskin tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya
mempertimbangkan
kebutuhannya sendiri
sehingga memberatkan suaminya.

6. Tidak Mau Bersolek
Untuk Suaminya.


Para istri diperintahkan
untuk berkhidmat pada
suaminya, termasuk mengurus
dirinya sendiri dengan
berhias dan berdandan
sehingga dapat menyenangkan hati suaminya dan
menimbulkan gairah dalam
hidup bersama dirinya.

7. Merusak kehidupan
Agama Suami.


Istri diperintahkan untuk
membantu suaminya dalam
menegakkan kehidupan
beragama, sedangkan suami
diperintahkan untuk
membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik.

Karena itu, kalau istri tidak
mau membatu suami
menegakkan agama, apalagi
merusak iman dan akhlak
agama suami, sudah tentu ia menjerumuskan suaminya ke
dalam neraka.

8. Mengenyampingkan
Kepentingan Suami


Dari Aisyah ra, ujarnya :
saya bertanya kepada
Rasulullah SAW . :
"Siapakah orang yang
mempunyai hak paling besar
terhadap seorang wanita?"

Sabdanya :
" Suaminya".
Saya bertanya :
"Siapakah orang yang paling
besar haknya terhadap
seorang lelaki. "
Jawabnya : "Ibunya". (HR.Bazaar dan Hakim;Hadits hasan)


Jelaslah Hadits di atas
bahwa kepentingan suami
harus lebih didahulukan oleh
seorang istri daripada
kepentingan ibu kandungnya
sesndiri.

9. Keluar Rumah Tanpa
Izin Suami.


Istri ditetapkan oleh Islam
menjadi wakil suami dalam
mengurus rumah tangga.
Karena itu bilamana ia
keluar meninggalkan rumah,
maka dengan sendirinya ia harus lebih dulu mendapatkan
izin suaminya. Bila ia tidak
minta izin dan keluar rumah
dengan kemauannya sendiri,
maka ia telah melanggar
kewajibannya terhadap suami, sedangkan melanggar
kewajiban berarti durhaka
terhadap suaminya.

10. Melarikan Diri Dari
Rumah Suami


Rasulullah saw bersabda :
"Dua golongan yang
sholatnya tidak bermanfaat
bagi dirinya yaitu hamba
yang melarikan diri dari
rumah tuannya sampai ia pulang; dan istri yang
melarikan diri dari rumah
suaminya sampai ia kembali."
(HR. Hakim, dari Ibnu'Umar)


11. Menerima Tamu Laki-laki
Yang Tidak Disukai Suami.


Dalam sebuah Hadits,
Rasulullah telah menegaskan
bahwa seorang istri
diwajibkan memenuhi hak-
hak suaminya. Diantaranya
yaitu :

a. Tidak mempersilakan
siapapun yang tidak disenangi
suaminya untuk menjamah
tempat tidurnya.

b. Tidak mengizinkan tamu
masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)


12. Tidak Menolak
Jamahan Lelaki Lain.


".... maka wanita-wanita yang
shalihah itu ialah yang taat lagi
memelihara (dirinya dan harta
suaminya) dikala suaminya
tidak ada sebagaimana Allah
telah memeliharanya..." (QS.
An-Nisaa' (4) ayat 34)


Rasulullah menjelaskan
bahwa seorang istri yang
membiarkan dirinya dijamah
lelaki lain boleh diceraikan.

Hal itu menunjukan bahwa
perbuatan istri tersebut adalah durhaka terhadap
suaminya.

13. Tidak Mau merawat
Ketika Suami Sakit.


Bila seorang istri menolak
merawat suami yang sakit
dengan alasan sibuk kerja
atau tidak ada waktu karena
merawat anak, maka ia telah
melakukan tindakan yang tidak benar.

14. Puasa Sunnah Tanpa
Izin Saat Suami Di
Rumah.


Dari Abu Harairah, bahwa
Rasulullah saw. bersabda:

"Seorang istri tidak halal
berpuasa ketika suami ada di
rumah tanpa izinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)


15. Menceritakan Seluk
Beluk Fisik Wanita Lain
Kepada Suami.


Dari Ibnu Mas'ud, ujarnya :
Rasulullah saw. bersabda:

"Seorang wanita tidak
boleh bergaul dengan wanita
lain, kemudian menceritakan
kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya
seolah-olah melihat keadaan
wanita tersebut." (HR.
Bukhari dan Muslim)


16. Menolak Kedatangan
Suami Bergilir Kepadanya.


Seorang istri yang dimadu,
tetap mempunyai kewajiban
untuk mentaati perintahnya,
menyenangkan hatinya,
berbhakti dan selalu
berperilaku baik kepada suaminya ketika ia datang
bergilir.

17. Mentaati Perintah Orang
Lain Di Rumah Suaminya.

18. Menyuruh Suami
Menceraikan Madunya

19. Minta Cerai Tanpa
Alasan Yang Sah.

20. Mengambil Harta
Suami Tanpa Izinnya.



Demikianlah sedikit tentang istri durhaka trhadap suami.

Semoga Berguna. . .

www.familyrumaday.blogspot.com

Apa Hak Isteri Terhadap Suaminya, dan Sebaliknya

Apa Hak Isteri Terhadap Suaminya, dan Sebaliknya

Sebagai bahan referensi dan renungan bahkan tindakan, berikut, garis besar hak dan kewajiban suami isteri dalam Islam yang di baca dari buku Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap karangan H.A. Abdurrahman Ahmad.
Hak Bersama Suami Istri
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa: 19 Al-Hujuraat: 10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
Adab Suami Kepada Istri .
- Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)
- Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
- Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
- Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
- Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
- Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
- Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)
- Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
- Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
- Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Yala)
- Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)
- Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
- Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
- Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
- Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa: 3)
- Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasai)
- Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
- Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)
Adab Isteri Kepada Suami
- Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)
- Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
- Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa: 39)
- Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
- Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa i, Muttafaqun Alaih)
- Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
- Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
- Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
- Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)
- Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
- Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)
- Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa: 34)
- Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)
- Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)
- Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)
Isteri Sholehah
- Apabila seorang istri, menjaga shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramddhan, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya Allah swt. akan memasukkannya ke dalam surga. (Ibnu Hibban)
- Istri sholehah itu lebih sering berada di dalam rumahnya, dan sangat jarang ke luar rumah. (Al-Ahzab : 33)
- Istri sebaiknya melaksanakan shalat lima waktu di dalam rumahnya. Sehingga terjaga dari fitnah. Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama daripada shalat di masjid, dan shalatnya wanita di kamarnya lebih utama daripada shalat di dalam rumahnya. (lbnu Hibban)
- Hendaknya menjadikan istri-istri Rasulullah saw. sebagai tauladan utama.

www.familyrumaday.blogspot.com