Senin, 27 April 2015

12 Kaum Yang Dibinasakan Allah SWT

12 Kaum Yang Dibinasakan Allah SWT

27 April 2015 oleh www.familyrumaday.blogspot.com

1. Kaum Nabi Nuh*
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar
80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah
mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang
engkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (Surah Al-Ankabut : 14).
*2. Kaum Nabi Hud*
Nabi Hud diutus untuk kaum ‘Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud.
Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh
yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa
(Surah Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).
*3. Kaum Nabi Salleh*
Nabi Salleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Salleh diberi
sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun,
mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab
kepada mereka (Surah ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
*4. Kaum Nabi Luth*
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyonsang, iaitu berminat
dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Banyak kali
diberi peringatan, mereka tidak mahu bertaubat. Allah akhirnya
memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai
angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan,
kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah runtuhan rumah mereka
sendiri (Surah Alsyu’araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38,
Qaf: 12).
*5. Kaum Nabi Syuaib*
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan
oleh Allah kerana mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam
perniagaan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual
selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang
teramat sangat. Banyak kali mereka berlindung di tempat yang teduh,
perkara itu tidak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa
(Surah Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk
Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pohonnya sangat
rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan
penyembah hutan lebat (Aikah) (Surah AlHijr: 78, Alsyu’araa: 176, Shaad:
13, Qaaf: 14).
*6. Firaun*
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa
dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun
mengaku sebagai tuhan. Dia akhirnya maut di Laut Merah dan jasadnya
berjaya diselamatkan. Hingga kini masih boleh disaksikan di museum mumi
di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).
*7. Ashab Al-Sabt*
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat
(Palestin). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari
Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari
Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah
untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya
dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (Surah
Al-A’raaf: 163).
*8. Ashab Al-Rass*
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass
ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah
Nabi Salleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib.
Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah
bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah
patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan
kerana mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam perigi
sehingga mereka dibinasakan Allah (Surah Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).
*9. Ashab Al-Ukhdudd*
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak
beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang
yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk
seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh
Allah SWT (Surah Alburuuj: 4-9).
*10. Ashab Al-Qaryah*
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah
penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada
mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras
(Surah Yaasiin: 13).
*11. Kaum Tubba’*
Tubaa’ adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun,
kaumnya sangat engkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah
menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat
maju. Salah satunya adalah empangan air (Surah Addukhan: 37).
*12. Kaum Saba*
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi
pohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Kerana mereka enggan beribadah
kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya
Allah menghancurkan empangan Ma’rib dengan banjir besar (Al-Arim) (Surah
Saba: 15-19).

6 Keutamaan Shalat Dhuha

6 Keutamaan Shalat Dhuha

ilustrasi shalat dhuha (Pinterest.com)
Shalat Dhuha memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini 6 keutamaan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih:

1. Diwasiatkan Rasulullah agar dikerjakan setiap hari

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

“Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku mewasiatkan tiga hal yang tidak akan kutinggalkan hingga mati yakni berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Al Bukhari)

2. Shalat Dhuha adalah Shalat Awwabin

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:

أوصاني خليلي بثلاث لست بتاركهن أن لا أنام إلا على وتر وأن لا أدع ركعتي الضحى فإنها صلاة الأوابين وصيام ثلاثة أيام من كل شهر

“Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
Awwabin adalah orang-orang yang taat. Merutinkan shalat dhuha, dengan demikian, berarti menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.

3. Shalat Dhuha 2 rakaat senilai 360 sedekah

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)

فِى الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ

“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

4. Shalat Dhuha 4 rakaat membawa kecukupan sepanjang hari

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

5. Shalat Dhuha merupakan ghanimah terbanyak

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar para sahabatnya membicarakan tentang ghanimah (harta rampasan perang), maka beliau menunjukkan amal yang lebih banyak dari pada ghanimah-ghanimah itu

مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً

“Barangsiapa berwudhu kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka hal itu adalah peperangan yang paling dekat, ghanimah yang paling banyak, dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmidzi dan Ahmad; hasan shahih).
Penjelasan hadits ini mengisyaratkan dengan keutamaan shalat dhuha dan hubungannya dengan rezeki. Bahwa siapa yang mengamalkan shalat dhuha, ia mendapatkan lebih banyak dari harta rampasan perang; baik dalam hal kuantitas harta atau keberkahannya.

6. Pahala shalat Dhuha senilai dengan pahala umrah

Untuk keutamaan keenam ini, penjelasannya bisa dibaca di Shalat Dhuha Berpahala Umrah
Demikian 6 keutamaan Shalat Dhuha, semoga semakin memotivasi kita dalam mengamalkan sunnah Nabi ini, serta menjadikan shalat dhuha sebagai salah satu kebiasaan rutin.
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Bersamadakwah]

www.familyrumaday.blogspot.com